Industri video game global tampaknya sedang menghadapi krisis yang lebih dalam dari sekadar perlambatan bisnis biasa. Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali datang, kali ini dari studio veteran Crystal Dynamics, yang menambah panjang daftar bukti ketidakstabilan yang sedang melanda.
Crystal Dynamics, studio di balik waralaba populer seperti Tomb Raider dan yang kini berada di bawah naungan Embracer Group, baru saja mengonfirmasi adanya PHK baru. Ini adalah gelombang kedua dalam waktu singkat, menyusul restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan Embracer setelah periode akuisisi agresif mereka.
Langkah ini bukanlah insiden yang terisolasi. Banyak pengamat, termasuk jurnalis veteran Jason Schreier, menyebut kondisi ini sebagai “krisis eksistensial”. Menurut Schreier, industri ini terperangkap dalam siklus yang tidak berkelanjutan. Biaya produksi game AAA (game beranggaran besar) telah membengkak ke angka yang sangat besar, seringkali melebihi ratusan juta dolar.
Ekspektasi dari pemegang saham menuntut pertumbuhan tanpa henti, sebuah target yang semakin sulit dicapai pasca-pandemi. Ledakan popularitas game selama masa karantina telah usai, dan kini industri menghadapi realitas pasar yang lebih keras.
Realitas ini diperjelas oleh pernyataan dari raksasa industri sekelas Ubisoft. Penerbit asal Prancis itu secara terbuka mengakui bahwa banyak game baru mereka, terutama rilis tradisional (premium), mengalami kesulitan di pasar. Ubisoft menunjuk pada perubahan fundamental dalam perilaku konsumen.
Pemain kini tidak lagi berbondong-bondong membeli game dengan harga penuh seperti dulu. Perhatian dan uang mereka telah beralih. Model bisnis seperti langganan (subscription) semacam Game Pass, game layanan langsung (live-service) yang terus diperbarui, dan game gratis (free-to-play) yang didukung mikrotransaksi, kini mendominasi pasar.
Bagi pemain, model-model baru ini seringkali menawarkan nilai yang lebih baik atau setidaknya penghalang masuk yang lebih rendah. Namun, bagi studio yang masih mengandalkan model “buat sekali, jual sekali”, ini adalah bencana. Mereka terjepit di tengah.
Kombinasi dari biaya produksi yang tak terkendali, tekanan investor, and pergeseran drastis perilaku konsumen inilah yang menciptakan badai sempurna. PHK di Crystal Dynamics adalah gejala nyata dari penyakit yang lebih besar. Industri game kini dipaksa untuk mengevaluasi ulang model bisnisnya secara radikal jika tidak ingin runtuh di bawah bebannya sendiri.
