Jepang mengambil langkah tegas untuk mengelola industri pariwisatanya yang terus berkembang. Bagi siapa pun yang berencana mengunjungi Tokyo, Osaka, Kyoto, atau Hokkaido pada tahun 2025, ada serangkaian aturan baru yang penting untuk dipahami. Perubahan ini mencakup segala hal, mulai dari cara berbelanja hingga izin masuk.
Negara ini berupaya menyeimbangkan lonjakan jumlah pengunjung dengan pelestarian lingkungan dan kenyamanan lokal. Berikut adalah rincian utama dari peraturan baru yang akan datang.
Perubahan Besar Sistem Belanja Bebas Pajak (Tax-Free)

Ini mungkin perubahan yang paling berdampak bagi banyak wisatawan. Mulai April 2025, sistem belanja bebas pajak yang populer akan diubah.
Sebelumnya, turis bisa mendapatkan potongan pajak konsumsi 10% langsung di kasir toko. Sistem baru ini akan menghapusnya. Nanti, wisatawan harus membayar harga penuh (termasuk pajak) di toko. Setelah itu, mereka harus mengajukan proses pengembalian dana (refund) secara terpisah sebelum meninggalkan Jepang, kemungkinan besar di bandara.
Ada beberapa syarat penting: barang yang dibeli tidak boleh dikirim ke luar negeri secara terpisah, melainkan harus dibawa sendiri oleh wisatawan. Selain itu, barang harus tetap dalam kemasan aslinya dan tidak dibuka, serta didukung oleh struk pembelian untuk proses refund. Perubahan ini dirancang untuk memerangi penyalahgunaan sistem bebas pajak.
J-ESTA: Izin Masuk Elektronik Wajib
Perubahan signifikan lainnya adalah pengenalan J-ESTA, sebuah sistem otorisasi perjalanan elektronik yang wajib. Sistem ini dibuat meniru model ESTA yang digunakan oleh Amerika Serikat.
Sebelum melakukan perjalanan, wisatawan dari negara-negara yang memenuhi syarat bebas visa harus mendaftar secara online melalui J-ESTA dan mendapatkan persetujuan. Ini adalah langkah baru dalam proses keimigrasian yang bertujuan untuk menyaring pengunjung sebelum kedatangan.
Biaya Pendakian Baru di Gunung Fuji

Bagi para petualang yang ingin mendaki ikon Jepang, Gunung Fuji, akan ada biaya baru. Mulai musim panas 2025, biaya pendakian baru akan diberlakukan untuk semua rute.
Biaya ini ditetapkan sebesar 4.000 Yen (sekitar 435.000 Rupiah) per pendaki. Kebijakan ini diterapkan sebagai respons terhadap jumlah pendaki yang terus meningkat dan untuk membantu upaya konservasi serta pengelolaan di gunung tersebut.
Fokus pada Pariwisata Berkelanjutan
Di balik aturan-aturan baru ini terdapat dorongan yang lebih besar untuk pariwisata berkelanjutan. Pada tahun 2025, setidaknya 100 wilayah di Jepang akan menerapkan inisiatif pariwisata berkelanjutan.
Dari jumlah tersebut, 50 wilayah ditargetkan untuk menerima pengakuan internasional atas upaya ramah lingkungan mereka. Wisatawan juga didorong untuk berkontribusi pada ekonomi lokal dengan membeli produk-produk regional sebagai bagian dari upaya keberlanjutan ini.





