Batas harga sekitar Rp25 juta (sekitar 1.500 dollar AS) selama ini dianggap zona abu-abu untuk laptop gaming. Terlalu mahal untuk entry-level, tetapi terasa belum menyentuh kelas flagship. Namun pengujian Laptop Mag sepanjang 2025 menunjukkan bahwa di rentang ini justru terjadi persaingan paling menarik: produsen memaksa spesifikasi kelas menengah atas masuk ke banderol yang masih terjangkau, tanpa memangkas terlalu banyak fitur penting bagi gamer.
Garis besarnya cukup jelas. Di bawah Rp25 juta, mayoritas laptop gaming sudah menawarkan RAM 16 GB, SSD 1 TB, serta GPU seri Nvidia GeForce RTX 4060 atau RTX 4070. Kombinasi ini cukup untuk memainkan judul berat seperti Cyberpunk 2077 maupun Red Dead Redemption 2 di resolusi 1080p dengan pengaturan tinggi, selama pengguna tidak memaksa semua efek ray tracing ke level maksimal. Di sinilah Lenovo, Dell, Asus, Acer, dan HP berlomba menonjolkan keunggulan masing-masing.

Di posisi teratas ada Lenovo Legion Pro 5i (Gen 9). Konfigurasi dengan Intel Core i7-14700HX, RTX 4070 8 GB, RAM 16 GB dan SSD 1 TB diposisikan tepat di kisaran 1.500 dollar AS, atau kurang lebih Rp25 juta. Mesin ini dipilih sebagai paket paling seimbang: performa kencang, keyboard nyaman, serta audio yang layak untuk bermain tanpa headset. Kelemahannya juga jelas, baterai yang hanya bertahan sekitar tiga jam lebih dan panel yang baru benar-benar menarik jika pengguna mau menambah biaya untuk opsi layar yang lebih tinggi kualitasnya.

Jika prioritas utama adalah harga, Dell G16 (7630) menjadi contoh bagaimana laptop gaming “murah” bisa tetap terasa premium. Dengan Intel Core i7-1365HX, RTX 4060 8 GB, RAM 16 GB, dan SSD 1 TB, model ini sering muncul di bawah 1.000 dollar AS atau sekitar Rp16,7 juta. Panel 16 inci 2560 x 1600 Hz tinggi dan keyboard mekanis yang empuk membuatnya terasa jauh di atas kelas harga, meski pengguna hampir pasti akan menambahkan mouse eksternal karena touchpad kecil dan speaker yang kurang bertenaga.

Bagi yang lebih sering berpindah tempat, Asus TUF Gaming A14 menawarkan kompromi menarik. Bobot sekitar 1,45 kg dengan layar 14 inci 2560 x 1600 ber-refresh rate 165 Hz, dipadu AMD Ryzen 7 8845HS dan RTX 4060 8 GB, menjadikannya salah satu laptop gaming paling portabel di kelasnya. Daya tarik utamanya justru pada baterai yang sanggup menembus lebih dari 10 jam penggunaan ringan, sesuatu yang jarang dijumpai di laptop gaming. Kekurangannya, touchpad terasa kurang responsif sehingga pengguna tetap akan mengandalkan mouse.

Di sisi lain spektrum ukuran, Acer Nitro 17 dan Acer Predator Helios Neo 18 menyasar gamer yang mengutamakan layar luas. Nitro 17 menawarkan panel 17,3 inci 1920 x 1080 165 Hz dengan Ryzen 7 8845HS, RTX 4060, RAM 16 GB, dan SSD 1 TB. Menariknya, konfigurasi ini pernah dijual di bawah 1.000 dollar AS atau sekitar Rp16,7 juta, sehingga rasio harga ke ukuran layar sulit ditandingi. Bobot yang mendekati 3,1 kg dan rangka plastik yang tebal menjadi konsekuensi yang harus diterima.
Helios Neo 18 mengambil pendekatan lebih ekstrem. Dengan layar 18 inci 1920 x 1200 165 Hz, Core i7-14650HX, dan RTX 4060, laptop ini menyasar pengguna yang ingin pengalaman layar besar tanpa melompat ke segmen di atas Rp30 juta. Kecerahan sekitar 377 nit cukup untuk penggunaan indoor, namun cakupan warna panel tidak seimpresif saudara 16 incinya. Selain itu, bobot 7,4 pon dan daya tahan baterai sekitar tiga jam membuat perangkat ini lebih cocok diposisikan sebagai “desktop pengganti” yang jarang dibawa bepergian.

Nama terakhir yang mencuri perhatian adalah HP Victus 16 (S100). Di atas kertas, kombinasi Ryzen 7 8845HS, RTX 4070 8 GB, RAM 16 GB, dan SSD 512 GB biasanya ditemukan di laptop yang jauh lebih mahal. Victus 16 ditempatkan tepat di bawah 1.500 dollar AS (sekitar Rp25 juta) pada harga penuh, namun kerap turun sampai sekitar 899 dollar AS atau kurang lebih Rp15 juta dalam berbagai promo. Panel 16,1 inci 1080p 144 Hz memang tidak terlalu cerah dan warna kurang hidup, tetapi performa gaming dan baterai sekitar enam setengah jam untuk penggunaan ringan menjadikan perangkat ini salah satu cara termurah untuk merasakan GPU RTX 4070 di laptop.
Gambaran besar dari keenam model ini menunjukkan pola yang sama. Di bawah Rp25 juta, kompromi terbesar biasanya ada di baterai, kualitas panel, atau material bodi, bukan pada performa murni. Selama calon pembeli memahami trade-off tersebut sejak awal dan menyesuaikannya dengan kebiasaan bermain, segmen laptop gaming “menengah” ini justru menawarkan nilai yang sangat agresif, apalagi ketika diskon membuat beberapa model turun mendekati Rp15 juta.










