Ketika memikirkan pariwisata Indonesia, banyak mata masih tertuju pada Bali. Namun, negara kepulauan ini perlahan tapi pasti mulai membuka tabir dari ‘surga tersembunyi’ lainnya, dan dunia internasional mulai memperhatikannya.
Dari pengakuan global untuk desa adat yang autentik hingga rute penerbangan baru yang membuka akses ke wilayah-wilayah yang belum terjamah, inilah saatnya untuk menjelajahi permata tersembunyi Indonesia.
Akses Internasional Kini Terbuka Lebih Luas
Salah satu rintangan terbesar untuk menjelajahi destinasi di luar Bali adalah aksesibilitas. Kabar baiknya, hal ini mulai berubah. Maskapai seperti Scoot, yang beroperasi melalui hub Changi di Singapura, kini secara agresif menambah rute penerbangan langsung ke beberapa “gerbang” strategis di Indonesia.
Destinasi seperti Labuan Bajo (pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo), Medan (akses menuju Danau Toba), Semarang (jantung budaya Jawa Tengah dan Borobudur), serta Palembang (kota kaya sejarah di Sumatra Selatan) kini semakin mudah dijangkau oleh wisatawan internasional. Penambahan rute ini tidak hanya memudahkan perjalanan, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa minat global sedang beralih ke destinasi-destinasi baru yang menawarkan pengalaman unik.
Pengakuan Global untuk Permata Lokal
Bukti bahwa “hidden gems” Indonesia memiliki kualitas kelas dunia datang langsung dari panggung global. Baru-baru ini, Desa Kemiren di Banyuwangi, Jawa Timur, secara resmi dinobatkan sebagai salah satu ‘Desa Wisata Terbaik’ oleh UNWTO (Badan Pariwisata PBB).
Desa yang merupakan rumah bagi suku Osing yang kaya tradisi ini mendapatkan pengakuan atas komitmennya dalam melestarikan budaya lokal sambil mengembangkannya sebagai daya tarik wisata yang berkelanjutan. Ini adalah contoh sempurna bagaimana sebuah desa yang autentik dan terkelola dengan baik dapat menjadi permata yang bersinar di kancah internasional.
Petualangan di “Provinsi yang Terlupakan”
Bagi wisatawan yang mencari petualangan sejati dan pengalaman yang benar-benar “lepas dari keramaian”, Indonesia masih menyimpan seluruh provinsi yang bisa dibilang “terlupakan”. Maluku, atau Kepulauan Rempah yang legendaris, adalah salah satu contohnya.
Jauh di timur Indonesia, kepulauan ini menawarkan sebuah “odisei” atau petualangan epik bagi mereka yang berani menjelajahinya. Dengan kekayaan sejarah perdagangan rempah yang membentuk dunia dan keindahan bawah laut yang masih liar dan murni, Maluku adalah definisi sesungguhnya dari untamed paradise (surga liar) yang menunggu untuk ditemukan.
Permata Baru Lahir, Bahkan di Bali
Ironisnya, salah satu “hidden gem” terbaru justru sedang dikembangkan di pulau paling terkenal di dunia. Jauh dari keramaian Kuta dan Seminyak, wilayah Jembrana di Bali Barat akan segera menjadi rumah bagi Kerthi Bali Semesta Park.
Proyek ambisius ini dirancang sebagai tujuan wisata budaya baru yang ramah lingkungan (eco-friendly). Alih-alih hanya fokus pada pantai, taman ini akan menonjolkan kekayaan budaya dan alam Bali dalam konsep yang lebih berkelanjutan. Ini menunjukkan pergeseran, bahkan di Bali sekalipun, menuju pengembangan pariwisata yang lebih sadar lingkungan dan menyebar ke wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang dikenal.
Dari desa adat yang diakui dunia hingga kepulauan terpencil dan proyek eko-budaya baru, Indonesia membuktikan bahwa potensi pariwisatanya jauh melampaui apa yang selama ini dikenal.
