Langkah berani ASUS untuk merilis varian terbaru dari konsol genggam mereka tampaknya membuahkan hasil yang jauh melampaui prediksi internal perusahaan. Di tengah skeptisisme pasar mengenai harga perangkat keras yang terus melonjak, ASUS ROG Ally X justru mencatatkan angka penjualan yang mengejutkan. Fenomena ini mematahkan anggapan bahwa konsumen akan menahan diri untuk membeli perangkat penyegaran paruh baya atau mid-cycle refresh yang dibanderol dengan harga premium. Situasi ini memaksa raksasa teknologi asal Taiwan tersebut untuk segera menyusun ulang strategi rantai pasok mereka demi memenuhi permintaan global yang membludak.
Saat pertama kali diumumkan, banyak analis industri mempertanyakan keputusan ASUS mematok harga perangkat ini di angka Rp12.700.000 ($799). Angka tersebut dinilai cukup tinggi untuk sebuah perangkat yang masih menggunakan prosesor inti yang sama dengan pendahulunya. Namun, data lapangan berbicara lain. Laporan terbaru menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap ROG Ally X justru meledak, mengakibatkan stok barang menipis di berbagai pengecer besar, khususnya di pasar Amerika Utara dan Eropa. Pihak manajemen ASUS mengakui bahwa antusiasme ini berada di luar ekspektasi mereka, terutama mengingat perangkat ini hadir bukan sebagai generasi kedua sepenuhnya, melainkan sebagai penyempurnaan dari model orisinal.

Faktor utama yang mendorong kesuksesan tak terduga ini terletak pada kemampuan ASUS dalam mendengar keluhan pengguna. Model sebelumnya sering dikritik karena daya tahan baterai yang lemah dan masalah pada slot kartu memori. Pada seri X ini, ASUS melakukan perombakan masif dengan menggandakan kapasitas baterai menjadi 80Wh dan memperbaiki desain ergonomis serta manajemen suhu. Perubahan spesifikasi teknis seperti peningkatan RAM menjadi 24GB juga menjadi nilai jual utama yang membuat para penggemar gim rela merogoh kocek lebih dalam. Hal ini membuktikan bahwa pasar handheld PC sangat sensitif terhadap kualitas pengalaman pengguna, bahkan lebih daripada sekadar harga murah.
Kondisi kelangkaan unit yang terjadi saat ini membuat ASUS harus bergerak cepat. Informasi dari rantai produksi menyebutkan bahwa perusahaan sedang dalam proses meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan untuk menyeimbangkan neraca pasokan dan permintaan. Wakil Presiden ASUS untuk divisi gim telah memberikan sinyal bahwa mereka sedang berupaya keras agar stok perangkat dapat segera stabil. Situasi ini menjadi indikator kuat bahwa pasar komputer genggam berbasis Windows memiliki basis konsumen yang sangat loyal dan haus akan performa tinggi, tidak peduli seberapa mahal biaya yang harus dikeluarkan.
Kesuksesan ROG Ally X juga memberikan sinyal penting bagi kompetitor lain di industri ini. Strategi ASUS yang fokus pada perbaikan kualitas hidup atau quality of life improvements daripada sekadar mengejar angka benchmark sintetis terbukti efektif. Dengan permintaan yang terus mengalir deras, ASUS kini dihadapkan pada tantangan logistik untuk mendistribusikan unit ke seluruh dunia sebelum momentum ini meredup. Bagi konsumen, ini berarti masa tunggu untuk mendapatkan unit mungkin akan sedikit lebih lama dari biasanya, namun bagi ASUS, ini adalah validasi bahwa perjudian mereka pada segmen premium telah terbayar lunas.






