Penyelamatan Ubisoft dan Suntikan Dana Raksasa Tencent di Tengah Badai Restrukturisasi

by -66 Views
game-andalan-ubisoft

Ubisoft akhirnya membuka kartu mengenai kondisi finansial perusahaan yang selama ini menjadi spekulasi panas di industri gim global. Dalam laporan pendapatan semester pertama tahun fiskal 2025-2026, perusahaan asal Prancis ini mencatatkan kinerja yang melampaui ekspektasi pasar. Namun, sorotan utama bukan hanya pada angka penjualan, melainkan konfirmasi bahwa kesepakatan masif dengan Tencent akan segera rampung dalam beberapa hari ke depan. Langkah ini dinilai sebagai strategi krusial untuk menyehatkan neraca keuangan perusahaan yang sedang terbebani utang.

Inti dari kesepakatan ini adalah pembentukan entitas baru bernama Vantage Studios. Pendirian studio ini merupakan syarat utama yang kini telah terpenuhi untuk memuluskan kucuran dana sebesar €1,16 miliar atau sekitar Rp 22,3 triliun dari Tencent. Sebagai imbalannya, raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut akan memegang 25 persen saham di Vantage Studios. Entitas baru ini nantinya akan memegang kendali atas merek-merek franchise paling berharga milik Ubisoft, termasuk Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six. Dana segar ini secara spesifik dialokasikan untuk melunasi utang bersih Ubisoft yang saat ini tercatat mencapai €1,15 miliar atau setara Rp 22,1 triliun.

Secara finansial, Ubisoft menunjukkan perbaikan performa yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Net bookings keseluruhan naik 20,3 persen menjadi €772,4 juta (sekitar Rp 14,8 triliun), didorong oleh lonjakan pendapatan digital dan penjualan katalog lama (back-catalogue) yang masing-masing naik drastis. Yang paling mencolok adalah keberhasilan perusahaan membalikkan keadaan operasional non-IFRS mereka, dari kerugian besar tahun lalu menjadi keuntungan operasional sebesar €27,1 juta (sekitar Rp 521 miliar). CEO Ubisoft, Yves Guillemot, mengaitkan keberhasilan ini dengan kinerja Assassin’s Creed dan The Division yang sangat kuat, mampu menutupi performa Rainbow Six yang sedang melemah akibat masalah kecurangan (cheating) yang mengganggu ekosistem permainan.

Di balik angka-angka positif tersebut, terdapat realitas keras mengenai efisiensi tenaga kerja. Ubisoft tengah menjalankan restrukturisasi besar-besaran dengan membagi perusahaan menjadi unit-unit bisnis otonom yang disebut Creative Houses. Langkah efisiensi ini telah berdampak pada pengurangan jumlah karyawan secara signifikan. Laporan mencatat bahwa jumlah tenaga kerja global Ubisoft kini berada di angka 17.097, berkurang sebanyak 1.500 orang dalam 12 bulan terakhir. Bahkan sejak akhir Maret 2025 saja, sebanyak 700 posisi telah dipangkas. Perusahaan menargetkan penghematan biaya tetap tambahan sebesar €100 juta (sekitar Rp 1,92 triliun) untuk tahun fiskal mendatang melalui disiplin ketat dalam perekrutan dan restrukturisasi lanjutan.

Situasi pasar saham Ubisoft juga menjadi konteks penting dalam narasi ini. Harga saham mereka telah merosot tajam dari level tertinggi saat pandemi yang hampir menyentuh €85, menjadi hanya €6,77 pada perdagangan kemarin. Penurunan drastis ini mencerminkan ketidakpercayaan investor yang telah berlangsung lama. Namun, manajemen optimis bahwa pelunasan utang menggunakan dana dari Tencent akan memungkinkan mereka memulai diskusi baru dengan mitra perbankan dan menstabilkan struktur keuangan perusahaan ke depannya. Guillemot menegaskan bahwa langkah-langkah penghematan biaya yang sedang berjalan akan memberikan kepercayaan diri baru bagi organisasi untuk kembali mencetak arus kas yang kuat di tahun-tahun mendatang.

author avatar
kuningmedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.